Penulis : Siti Nur Azizah (SMP Negeri 1 Gayam)
Pernah nggak sih kalian merasa kalau hidup kita sekarang itu kayak nggak bisa lepas dari HP? Dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, yang dicek pertama kali biasanya layar kecil itu. Tapi, masalahnya bukan soal kita sering main HP, melainkan bagaimana kita memakainya. Nah, di sinilah pentingnya yang disebut literasi digital.
Literasi digital bisa dibilang kemampuan kita buat ngerti, milih, dan menggunakan informasi di dunia maya dengan bijak. Bukan sekadar bisa baca atau ngetik status, tapi juga tahu mana informasi yang bener, mana yang bohong, dan bagaimana bersikap di ruang digital tanpa bikin orang lain sakit hati.
Bayangin kalau dunia digital itu kayak sebuah pasar malam. Ramai, penuh warna, dan banyak hiburan. Tapi, di balik gemerlap lampu, ada juga penjual nakal yang bisa nipu pengunjung. Kalau kita nggak jeli, bisa-bisa kita jadi korban. Nah, literasi digital itu ibarat senter yang kita bawa sendiri. Dengan senter itu, kita bisa lihat jalan dengan jelas, tahu mana yang aman, mana yang berbahaya.
Di sekolah, literasi digital penting banget buat mendukung belajar. Misalnya, kalau ada tugas dari guru, kita bisa cari bahan dari internet. Tapi jangan asal copas. Kita perlu baca dulu, pahami, lalu ditulis dengan gaya sendiri. Dengan begitu, kita nggak cuma pintar cari jawaban, tapi juga makin kreatif.
Selain itu, literasi digital juga ngajarin kita soal etika online. Di medsos, komentar pedas gampang banget ditulis. Tapi, coba deh ingat, di balik akun itu ada manusia nyata. Jadi, lebih baik gunakan kata-kata yang ramah. Kalau ada masalah, diskusikan baik-baik, bukan malah menyebar kebencian.
Nah, yang paling seru, literasi digital bisa bikin kita produktif. Bukan cuma jadi penonton di TikTok atau Instagram, tapi juga jadi kreator. Misalnya bikin konten belajar, vlog, atau karya seni. Dengan cara ini, kita bisa berbagi hal positif ke banyak orang. Jadi, intinya literasi digital itu bukan sesuatu yang ribet. Sederhananya, pikir dulu sebelum klik, cek dulu sebelum sebar, dan hargai orang lain meski cuma di dunia maya. Kalau kita bisa melakukan itu, berarti kita sudah jadi generasi keren yang melek digital.