Penulis : Elva Reta Zhahrania Santoso (SMP Negeri 1 Gayam)
Di zaman serba digital seperti sekarang, jempol kita bisa lebih cepat bergerak daripada mulut. Sekali klik, postingan bisa langsung muncul dan dilihat banyak orang. Itu sebabnya, apa yang kita bagikan di media sosial sebenarnya adalah cermin dari diri kita. Kalau sering membagikan hal-hal positif, orang lain akan menilai kita sebagai pribadi yang membawa energi baik. Tapi kalau sebaliknya, bisa-bisa kita justru dikenal sebagai sumber masalah.
Konten positif itu tidak selalu rumit. Bisa berupa foto saat ikut kerja bakti di sekolah, video lucu tapi tetap mendidik, atau tulisan singkat yang menyemangati teman. Bahkan, berbagi tips belajar, pengalaman seru saat ikut lomba, atau cerita kecil yang membuat orang lain tersenyum sudah termasuk konten positif. Sederhana, tapi dampaknya bisa besar.
Sayangnya, tidak semua orang sadar akan hal ini. Masih banyak yang asal membagikan berita tanpa tahu kebenarannya, menuliskan komentar kasar, atau mengunggah sesuatu yang bisa membuat orang lain sakit hati. Padahal, jejak digital itu tidak bisa hilang begitu saja. Apa yang kita ketik hari ini, bisa saja dibaca orang lain bertahun-tahun kemudian.
Karena itu, literasi digital penting untuk kita semua, apalagi bagi pelajar. Literasi digital bukan hanya soal bisa memakai gadget, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa lebih bijak saat memilih, memilah, dan membagikan informasi. Dengan literasi digital, kita jadi tahu batasan: mana yang pantas diposting, mana yang lebih baik disimpan untuk diri sendiri.
Coba bayangkan, jika setiap siswa mulai membiasakan diri mengunggah konten positif, media sosial akan terasa lebih menyenangkan. Isinya bukan lagi ribut-ribut atau saling menjatuhkan, tapi saling mendukung dan memberi inspirasi. Kita bisa belajar dari postingan teman, termotivasi untuk berprestasi, atau sekadar mendapatkan semangat baru untuk menjalani hari.
Jadi, jangan sepelekan jempolmu. Kecil memang, tapi pengaruhnya bisa besar sekali. Pilihlah konten yang baik, sebarkan energi positif, dan jadikan media sosial sebagai tempat tumbuh bersama. Ingat pepatah, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Dengan satu konten positif, kamu bisa menginspirasi banyak orang sekaligus.
