Apakah kamu pernah iseng membuat tweet, story atau meninggalkan komentar yang nyeleneh di media sosial? Lalu beripikir itu hanya sekedar seru-seruan dan nantinya bisa dihapus?. Sayangnya menghapus apa yang pernah kamu tinggalkan di sosial media tidak semudah itu. Yang sudah kamu unggah ke dunia maya bisa jadi selamanya tertinggal di sana. Ya, kita ngomongin soal jejak digital.
Jejak digital itu seperti bayangan yang akan selalu mengikuti ke mana pun kamu pergi di dunia maya. Mulai dari postingan lama, komentar pedas waktu lagi emosi, sampai like yang kamu kasih ke konten-konten orang semuanya akan terekam. Jejak digital inilah yang kemudian bisa menjadi pisau bermata dua, bisa menguntungkan, namun juga bisa merugikan. Jejak digital sangat bisa berdampak ke kehidupan nyata. Sangat banyak contoh kasus dimana orang gagal mendapatkan pekerjaa, beasiswa bahkan terkena cancel culture karena unggahan lamanya yang ter-expose. Bahkan ada pula kasus kriminal yang terbongkar hanya dengan menelusuri jejak digital si pelaku.
Coba deh bayangin, kamu udah capek-capek kuliah, IPK oke, CV keren, eh malah gagal lolos seleksi kerja gara-gara perusahaan menemukan tweet kamu tahun 2018 yang isinya dark jokes atau body shaming. Atau kamu udah deket banget sama peluang beasiswa ke luar negeri, tapi postingan kamu yang nyebar hoaks dulu bikin nilaimu jatuh. Sad, kan?
Makanya, mulai sekarang yuk jadi pengguna media sosial yang bijak. Nggak harus jadi super serius, tapi minimal berpikir dulu sebelum posting. Tanyakan ke diri sendiri dampak dari apa yang kamu unggah. Selain itu, coba deh bersih-bersih medsos kamu. Hapus postingan lama yang bisa bikin malu atau jadi bumerang.
Tidak cuma soal menghindari hal buruk, punya jejak digital yang positif juga bisa jadi nilai tambah. Misalnya, kamu aktif bikin konten edukatif, sharing hal-hal bermanfaat, atau punya branding yang konsisten. Itu bisa bikin kamu dilirik kampus, perusahaan, atau bahkan brand buat kolaborasi.
Ingat, internet itu nggak punya tombol, “lupa”. Sekali kamu unggah, bisa jadi jejaknya tetap ada meskipun udah dihapus. Jadi, lebih baik hati-hati dari awal. Bijak pakai jempol, pikir dulu sebelum posting, dan jadikan media sosial sebagai tempat untuk tumbuh, bukan merusak masa depan.